Sabtu, 08 Oktober 2011

Steve Jobs In Memorial


Steve Jobs dilahirkan pada 24 Februari 1955 di San Fransisco, California. Jobs adalah anak yang lahir di luar nikah dari pasangan Abdulfattah John Jandali dan Joanne Carole Schieble. Orang tua Schieble tidak suka anaknya bergaul dengan Abdulfattah yang merupakan imigran Suriah. Meski sudah melahirkan seorang anak, kedua orang tuanya kemudian pisah. Steve kecil diadopsi oleh pasangan baik hati, Justin dan Clara Jobs. Nama Jobs itu didapat dari keluarga adopsi ini.


Masa kecilnya tidak bahagia dan dia merupakan anak yang malas sekolah. Ia merasa sekolah merupakan kewajiban yang sangat membosankan. Namun, tidak dipungkiri dia adalah anak yang brilian. Inilah yang membuatnya meloncati kelas lima dan langsung masuk ke sekolah menengah.


Persinggungan pertama Jobs dengan dunia elektronik adalah ketika dia dan keluarganya pindah ke Los Altos, sebuah lingkungan yang banyak engineer dan perusahaan-perusahaan elektronik yang baru berkembang. Di SMA, dia bertemu dengan bertemu dengan Bill Fernandez, sesama penggemar elektronik. Bill kemudian memperkenalkan Steve kepada Woz, rekannya yang merupakan jenius elektronika.

Woz yang usianya 5 tahun lebih tua dari Steve Jobs ini tidak lain adalah Steve Wozniak. Wozniak inilah yang memiliki peran penting dalam perjalanan karir Steve Jobs di kemudian hari.

Jobs memilih kuliah di Reed College, Portland, Oregon. Sebuah kampus mahal yang membuat orangtuanya menguras kocek dalam-dalam. Jobs yang keras kepala tidak ingin kuliah di tempat lain. Ia ngotot kuliah di tempat ini.

Namun Jobs hanya betah satu semester saja kuliah di sana. Alih-alih serius memperdalam fisika dan sastra Inggris yang merupakan jurusan dipilihnya sendiri, ia malah mempelajari mistik dan kebudayaan Timur. Saat itu juga ia memutuskan untuk berhenti kuliah.

Pada tahun 1974, Jobs mendapat pekerjaan pertamanya di Atari. Di sana ia hanya diperbolehkan bekerja di shift malam karena badannya bau dan penampilannya tidak terurus. Agar penampilan yang kacau balau itu tidak terlihat kaum eksekutif di siang hari.

Jobs tidak putus asa. Ia tetap bekerja keras dan menabung untuk mewujudkan cita-citanya. Pergi ke India untuk mencari pencerahan jiwa. Suatu ketika ia bertemu dengan atasannya Al Alcorn. Jobs meminta uang untuk melakukan perjalanan spiritual ke India. Atasannya menyetujui dengan syarat ia harus melakukan sebuah pekerjaan di Jerman. Jobs setuju.

Selesai urusan di Jerman, bersama Daniel Kottke, sahabatnya sejak di Reed College, Jobs berangkat ke India. Tepatnya pada musim panas 1974. Di India mereka berkunjung ke Neem Karoli Baba, yang berlokasi di Kainchi Ashram.  Pulang dari India, Jobs kemudian menganut agama Budha. Rambut dicukur dan mengenakan pakaian tradisional India. Kelak, Daniel Kottke ini menjadi karyawan pertama Apple.
Pada saat bersamaan, Jobs mendapati bahwa Woz telah berhasil mendesain sebuah komputer yang sangat ringkas. Jobs melihat bahwa produk yang dibuat rekannya ini sangat berpotensi untuk dijual.

Mendirikan Apple
Dengan tekad bulat, pada 1 April 1976, Jobs dan Woz mendirikan Apple Computer. Produk pertamanya Apple 1, buatan Steve Wozniak. Nama Apple sendiri digunakan karena Jobs sangat doyan dengan buah tersebut.

Setahun berikutnya, Apple II diluncurkan dan sukses besar. Apple-pun menjadi perusahaan terpenting di dunia komputer saat itu. Berikutnya, dengan penuh semangat, Jobs merancang proyek Lisa. Lisa adalah komputer yang memiliki graphical user interface (GUI), folder, fitur point and click, dan cut and paste. Lisa juga merupakan komputer pertama dengan mouse yang harganya terjangkau.

Jobs sempat keluar dari Apple pada tahun 1984 karena dikucilkan dan menempati posisi yang tidak nyaman karena tidak berhubungan langsung dengan inovasi produk. Dia lalu membuat perusahaan sendiri yang dinamakanna NeXT Computer Inc.

Pada tahun 1995, Apple Computer berada di titik terendah. Meski bisa terus bertahan dari penjualan Macintosh yang merupakan satu-satunya komputer dengan GUI pada saat itu, Apple mendapat persaingan ketat dari Microsoft. CEO Apple kala itu Gil Amelio tidak becus mengurus perusahaan, Steve Jobs kembali dipekerjakan.

Langkah pertama Jobs adalah membersihkan Dewan Direktur. Termasuk beberapa orang yang sempat “menyingkirkannya”. Ini ia lakukan semata-mata demi menyelamatkan perusahaan. Jobs juga membatalkan sejumlah proyek dan memangkas anggaran semaksimal mungkin. Pada 6 Agustus 1997 bahkan ia mengambil langkah radikal. Ia bekerjasama dengan Bill Gates. Padahal saat itu Apple dan Microsoft merupakan musuh bebuyutan.

Setelah itu bisa diduga, Apple menelurkan produk-produk mutakhir yang rakus disantap pasar.

Jobs terkenal akan idenya menciptakan sekaligus memasarkan teknologi yang mengubah trend dunia, mulai dari komputer hingga iPod dan iPhone. Teknologinya tetap menjaga idealisme desain yang minimalis dan mendobrak semua patokan yang ada. Bahkan saat dia ketahuan menderita kanker pankreas pada tahun 2004, Jobs masih mampu mencipta sebuah karya baru.

Pemutar musik iPod mungkin adalah salah satu produk Apple yang paling mempengaruhi laju teknologi musik di dunia. Selama 10 tahun sejak dibuat pada 2001, iPod masih merupakan barang paling dicari saat ini.

Pada 2007, Apple mengembangkan iPhone yang merupakan gabungan antara telepon genggam dan piranti lainnya seperti penyimpan foto, permainan dan web browser. Pada 2010, Jobs memperkenalkan iPad, sebuah komputer layar sentuh yang laris manis di pasaran walaupun para pengamat mengatakan benda tersebut tidak berguna.

Karena penjualan yang besar, nilai perusahaan Apple bahkan mengalahkan raksasa minyak AS, Exxon Mobil, pada awal bulan ini. Namun, di balik kesuksesan Apple, ternyata Jobs hanya digaji US$1 per bulannya. Pemasukan terbesarnya berasal dari bagi hasil keuntungan perusahaan Apple dan Disney.

Jobs memiliki 5,4 miliar saham Apple dan 138 juta saham Disney. Dari keduanya, dia mendapatkan keuntungan sekitar US$578 juta atau sekitar Rp4,9 triliun.
Pada 2004, dia didiagnosa mengidap kanker pankreas dan telah menjalani pengobatan. Dia pernah dinyatakan sembuh sampai pada tahun 2009 penyakitnya kambuh lagi. Penyakit inilah yang membuatnya terpaksa mundur sebagai CEO Apple pada 24 Agustus 2011.

"Saya selalu mengatakan jika pernah ada datang suatu hari ketika saya tak bisa lagi memenuhi kewajiban dan harapan sebagai CEO Apple, saya akan menjadi orang pertama yang memberi tahu Anda. Sayangnya, hari itu telah datang," demikian isi surat pengunduran diri Jobs sebagai CEO Apple.

Ceramah Kematian

Steve Jobs pernah bercerita cukup panjang mengenai kematian. Dia mengutarakannya di depan para wisudawan Universitas Stanford, AS, pada Juni 2005. Menurut Jobs, kematian bisa jadi adalah suatu "pencapaian terbaik dalam hidup" dan jangan menyia-nyiakan "waktu kita yang terbatas" dengan bergantung pada kehidupan orang lain."

Di bagian akhir pidatonya di hadapan para wisudawan Universitas Standford enam tahun yang lalu, Jobs secara khusus menyinggung konsep kematian. "Saya setiap hari bercermin dan bertanya kepada diri sendiri, 'Bila hari ini adalah yang terakhir bagi hidupku, apakah aku ingin melakukan apa yang akan kulakukan hari ini?' Dan bila hampir setiap hari menjawab 'Tidak,' berarti saya tahu saya harus mengubah sesuatu," kata Jobs.

"Mengingat saya akan akan segera mati merupakan hal yang paling penting untuk membantu saya membuat pilihan-pilihan besar dalam hidup," kata Jobs dalam pidatonya yang dimuat di laman Universitas Stanford. Saat itu, dia mengaku sudah setahun mengetahui dirinya menderita kanker.

"Kematian kemungkinan besar adalah pencapaian terbaik dalam Hidup. Itu adalah agen perubahan dalam hidup, dengan menggantikan yang tua untuk membuka jalan bagi yang baru," lanjut Jobs.
Pada pidato inilah terucap kutipan perkataan Jobs yang terkenal dan menginspirasi kaum muda. "Tetaplah lapar. Tetaplah bodoh."
Pada 5 Oktober 2011, Jobs menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam usia 56 tahun.

Dikutip dari VIVAnews